POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TEKNIK KOMUNIKASI
DISUSUN OLEH :
Nama : Dheo Putra Pratama (20190437-E)
TEKNIK
KOMUNIKASI D4 ANGKATAN IV
BATU, NOVEMBER 2019
PERCOBAAN 18
MEMBUAT RANGKAIAN TOMBOL INPUT
MENGKONTROL OUTPUT LED
BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535
1. Tujuan : Agar bintara mahasiswa mampu membuat rangkaian
tombol input mengkontrol output LED berbasis Mikrokontroler Atmega 8535.
2. Alat dan Bahan :
a. Atmega 8535;
b. LED; dan
c.
Proteus.
3. Dasar Teori :
A.
ATMEGA 8535
Mikrokontroller merupakan contoh suatu sistem komputer
sederhana yang masuk dalam kategori embedded komputer. Di dalam sebuah
mikrokontroller terdapat komponen-komponen seperti: processor, memory, clock,
peripheral I/O, dll. Mikrokontroller memiliki kemampuan manipulasi data
(informasi) berdasarkan suatu urutan instruksi (program) yang dibuat oleh
programmer. Mikrokontroller adalah piranti elektronik yang dikemas dalam bentuk
sebuah IC (Integrated Circuit) tunggal, sebagai bagian utama dan beberapa
peripheral lain yang harus ditambahkan, seperti kristal dan kapasitor.
Mikrokontroller AVR memiliki arsitektur RISC 8 Bit,
sehingga semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian
besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus instruksi clock. Bandingkan dengan
instruksi keluarga MCS-51 (arsitektur CISC) yang membutuhkan siklus 12 clock.
RISC adalah Reduced Instruction Set Computing sedangkan CISC adalah Complex
Instruction Set Computing.
AVR dikelompokkan kedalam 4 kelas, yaitu ATtiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga ATmega, dan keluarga AT86RFxx. Dari kesemua kelas yang
membedakan satu sama lain adalah ukuran onboard memori, on-board peripheral dan
fungsinya. Dipilih Atmega8535 karena populasi yang banyak, sehingga
ketersediaan komponen dan referensi penunjang lebih terjamin.
Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler sangat banyak
digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika,
mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut
berubah. Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc
processor) ATmega8535 yang menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set
Computing) dimana program berjalan lebih cepat karena hanya membutuhkan
satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi program. Secara
umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny, keluarga
AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup
lengkap. Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan
ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog
comparator, dll (M.Ary Heryanto, 2008). Sehingga dengan fasilitas yang
lengkap ini memungkinkan kita belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih
mudah dan efisien, serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan
mikrokontroler ATmega8535.
·
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega 8535
adalah sebagai berikut:
1.
Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu
port A, port B, port C, dan port D.
2.
ADC internal sebanyak 8 saluran.
3.
Tiga buah Timer/Counter dengan
kemampuan pembandingan.
4.
CPU yang terdiri atas 32 buah
register.
5.
SRAM sebesar 512 byte.
6.
Memori Flash sebesar 8 kb dengan
kemampuan Read While Write.
7.
Port antarmuka SPI.
8.
EEPROM sebesar 512 byte yang dapat
diprogram saat operasi.
9.
Antarmuka komparator analog.
10.
Port USART untuk komunikasi serial.
11.
Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis
RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
12.
Dan lain-lainnya.
·
Arsitektur
ATmega 8535 :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 Channel.
3. Tiga buah timer / counter.
4. 32 register.
5. Watchdog Timer dengan oscilator internal.
6. SRAM sebanyak 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb.
8. Sumber Interrupt internal dan eksternal.
9. Port SPI (Serial Peripheral Interface).
10. EEPROM on board sebanyak 512 byte.
11. Komparator analog.
12. Port USART (Universal Shynchronous Ashynchronous Receiver Transmitter)
·
Konfigurasi Pin ATmega 8535 :
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin
masukan catudaya.
2. GND merupakan pin Ground.
3. Port A (PA0...PA7) merupakan pin I/O dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0...PB7) merupakan pin I/O dan pin yang mempunyai fungsi khusus yaitu Timer/Counter, komparator Analog dan SPI.
5. Port C (PC0...PC7) merupakan port I/O dan
pin yang mempunyai fungsi khusus, yaitu komparator analog dan Timer Oscillator.
6. Port D (PD0...PD1) merupakan port I/O dan
pin fungsi khusus yaitu komparator analog dan interrupt eksternal serta
komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk
mereset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan untuk suplai tegangan ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi untuk ADC.
B.
LED
(Light Emitting Diode)
Light
Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control
TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah
bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam
berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak
memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan
cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode) yang
bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV yang
mengganti lampu tube.
4. Langkah - Langkah Percobaan :
a.
Buat
Rangkaian Percobaan 18 A;
b.
Buat
Rangkaian Percobaan 18 B;
c.
Buat
Rangkaian Percobaan 18 C;
d.
Buat
Script menggunakan Bascom AVR;
e. Siapkan
Proteus; dan
f. Buatkan Rangkaian dibawah Ini dan amati;
·
Rangkaian
Percobaan 18 A
·
Rangkaian
Percobaan 18 B
·
Rangkaian
Percobaan 18 C
·
Membuat
Script menggunakan Bascom AVR
5. Analisa :
Berdasakan
rangkaian diatas dapat dilihat bahwa Atmega 8535 dapat di aplikasikan dengan
banyak variasi di lihat juga dari fungsi dari masing masing kaki pada Atmega
8535 yang menpunyai berbagai fungsi masing masing dapat dilihat juga pada
gambar percobaan 18 kita bisa membuat suatu rangkaian input rangkaian LED untuk
mengontrol Output LED berbasis Mikrokontroler Atmega 8535.
Dapat
dilihat pada Switch pertama kita gunakan komponen Atmega 8535 sebagai Input
pengontrol Output LED berbasis mikrikontroler lebih jelasnya dapat dilihat pada
rangkaian percobaan 18 A disana dapat dilihat bahwa Atmega 8535 dapat dijadikan
sebagai pengontrol Output pada rangkaian Running LED disana kita masukkan
script agar lampu LED berjalan dari lampu yang paling atas ke lampu paling
bawab secara bergantian jika Switch 1 di buka tombol ON
Untuk
Pada rangkaian percobaan 18 B kita tambahkan pengaplikasian Running LED
dengancara menambah script oada Baskom AVR agar Switch 1 dengan Switch 2
berbeda saat tombol On dinyalakan ,dan kita buat lampu LED pada Switch 2
ini agar nyala lampu menyala secara bergantian dengan 4 lampu secara bergantian
ketika tombol ON diaktifkan
Pada rangkaian
percobaan 18 C kami coba agar Atmega 8535 saat tombol ON dinyalakan lampu LED
bisa berjalan bergantian menyala dan terbukti dengan percobaan diatas
atmega 8535 dapat digunakan sebagai input pengontrol output mikrokontroler
berbasis Atmega 8535.
6.
Kesimpulan :
Dari rangkaian diatas dapat
dilihat bahwa suatu rangkaian running LED juga dapat di buat menggunakan
Komponen ATMEGA 8535 yang berfungsi sebagai pembangkit clock aktif, dan dapat
dilihat pada rangkaian diatas ATMEGA 8535 yang dapat Dikombinasikan dengan
aplikasi Baskom AVR yang berbasis Microkontroler yang berfungsi sebagai
komponen yang dapat memindahkan nyala lampu secara bergantian bisa dari low ke
high (0 ke 9) maupun High ke Low (9 ke 0) melalui bahasa pemrograman yang di
terapkan dalam Rangkaian yang telah di buat di Proteus 8.8